Kesadaran masyarakat terhadap lingkungan membuat tren traveling eco-friendly 2025 semakin naik daun. Wisata kini bukan hanya tentang menikmati destinasi indah, tetapi juga bagaimana perjalanan bisa memberi dampak positif bagi alam dan komunitas lokal. Dari penggunaan transportasi rendah emisi hingga memilih homestay ramah lingkungan, eco-travel menjadi gaya hidup baru wisatawan modern.
Latar Belakang & Fakta Terbaru
Menurut Skift, lebih dari 60% wisatawan global pada 2025 memilih destinasi dengan sertifikasi ramah lingkungan. Di Indonesia, data Kemenparekraf menyebutkan bahwa desa wisata berbasis ekowisata meningkat 20% sepanjang 2024.
Beberapa fakta kunci:
- Hotel hijau dengan energi terbarukan makin populer.
- Transportasi rendah karbon seperti sepeda, bus listrik, dan kereta cepat jadi pilihan utama.
- Wisata berbasis komunitas (community-based tourism) makin diminati generasi muda.
Dampak terhadap Industri & Konsumen
Untuk industri pariwisata:
- Operator tur dituntut menghadirkan paket ramah lingkungan.
- UMKM lokal mendapat lebih banyak peluang ekonomi.
- Destinasi wisata harus menjaga carrying capacity untuk cegah overtourism.
Untuk konsumen:
- Perjalanan terasa lebih bermakna karena memberi kontribusi positif.
- Biaya wisata bisa sedikit lebih tinggi, tetapi sebanding dengan manfaatnya.
- Edukasi tentang keberlanjutan menjadi bagian dari pengalaman perjalanan.
👉 Baca juga: Pariwisata Lokal 2025: Ekonomi Daerah Bangkit
Respon & Opini Pelaku / Publik
Pelaku industri menyambut positif tren ini. Banyak hotel di Bali dan Lombok kini menerapkan konsep “green hospitality”.
Namun, publik juga menyoroti:
- Harga eco-travel yang relatif lebih mahal.
- Kurangnya regulasi standar eco-tourism di beberapa destinasi.
- Greenwashing (klaim ramah lingkungan palsu) dari sebagian pelaku usaha.
Seorang pakar dari CNBC Travel menyebut, “Eco-travel adalah masa depan pariwisata, tapi perlu transparansi dan regulasi jelas agar konsumen tidak tertipu.”
Prediksi & Potensi Tren ke Depan
Beberapa tren yang diprediksi akan mendominasi tren traveling eco-friendly 2025:
- Carbon offset otomatis di tiket pesawat & kereta.
- Smart eco-village sebagai destinasi wisata baru.
- AR & VR eco-tourism untuk mengurangi dampak fisik kunjungan.
- Keterlibatan komunitas lokal makin jadi faktor utama.
- Kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, startup travel, dan NGO lingkungan.
Kesimpulan
Tren traveling eco-friendly 2025 menunjukkan bahwa pariwisata masa depan bukan sekadar hiburan, melainkan tanggung jawab bersama menjaga bumi.
Bagi wisatawan, eco-travel bukan hanya tentang destinasi, tetapi juga cara berpergian yang memberi manfaat bagi alam dan masyarakat. Bagi pelaku usaha, ini adalah peluang besar untuk berinovasi dan menciptakan produk wisata berkelanjutan.
